Kurangi Beban Ngurah Rai, Neng Eem Usulkan Pembangunan Bandara di Bali Bagian Utara
Anggota Komisi V DPR RI, Neng Eem Marhamah Zulfa saat mengikuti Kunjungan Kerja Reses Tim Komis V ke Badung, Bali, Jumat (12/7/2024). Foto: Balggys/vel
PARLEMENTARIA, Badung - Bandara Ngurah Rai di Bali merupakan salah satu bandara tersibuk di Indonesia, terutama dalam melayani jalur internasional. Kepadatan ini telah menjadi perhatian berbagai pihak, termasuk Anggota Komisi V DPR RI, Neng Eem Marhamah Zulfa. Ia mengusulkan adanya pembangunan bandara di Bali bagian utara, sebagai solusi untuk mengurangi beban di bandar Bali bagian selatan (Bandara Ngurah Rai). Usulan ini muncul karena kebutuhan mendesak untuk membagi beban penerbangan yang selama ini terfokus di satu titik, sehingga operasional penerbangan bisa lebih efisien.
"Sebenarnya standarnya di Bali itu dengan kapasitas bandara yang ada hari ini dengan (tingginya) kesibukan itu, harus dibagi dua, ada distribusi penerbangan. Seharusnya sudah layak bandara Bali (bagian) utara juga segera diwujudkan sehingga tidak terfokus bandara di Bali (bagian) selatan," ujar Neng Eem kepada Parlementaria usai mengikuti Kunjungan Kerja Reses Tim Komis V ke Badung, Bali, Jumat (12/7/2024).
“Seharusnya sudah layak bandara Bali (bagian) utara juga segera diwujudkan sehingga tidak terfokus bandara di Bali (bagian) selatan”
Kepadatan jalur internasional di Bandara Ngurah Rai bahkan melebihi jalur domestik, yang menjadikannya lebih sibuk dengan penerbangan internasional. Meskipun demikian, dari sisi anggaran dan fasilitas, bandara ini masih menghadapi keterbatasan. Idealnya, fasilitas dan anggaran yang ada saat ini masih di bawah standar, sehingga perlu adanya peningkatan untuk memenuhi kebutuhan yang terus berkembang.
"Kalau dari sisi anggaran memang keterbatasan, kalau kita bicara ingin yang ideal memang masih di bawah standar fasilitas, kemudian juga pembiayaan yang masih di bawah standar maka saya kira ini perlu ditingkatkan," ungkap Politisi Fraksi PPP ini.
Dengan kapasitas bandara yang ada saat ini dan tingkat kesibukan yang tinggi, perlu ada distribusi penerbangan agar tidak terfokus hanya di satu bandara. Pembagian ini tidak hanya akan mengatasi kepadatan tetapi juga membantu dalam distribusi wisatawan dan penerbangan secara lebih merata di seluruh Bali. Selain itu, pembangunan bandara di Bali bagian utara juga diharapkan dapat memperkuat infrastruktur pariwisata di wilayah tersebut, yang selama ini belum sepadat di Bali bagian selatan.
Dengan adanya bandara kedua, diharapkan kesibukan dan kunjungan wisatawan mancanegara bisa terdistribusi dengan lebih baik antara Bali bagian selatan maupun utara. Sehingga tidak ada kesenjangan yang signifikan di antara keduanya. Sehingga, menurutnya, warga Bali dapat dengan bangga menyampaikan kepada wisatawan mancanegara bahwa Bali adalah bagian integral dari Indonesia, sehingga membantu memperkuat identitas nasional dan meningkatkan pemahaman global tentang keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia.
"Rata-rata wisatawan mancanegara lebih mengenal Bali dibandingkan dengan Indonesia secara keseluruhan, bahkan lebih familiar dengan Bali daripada Jakarta. Banyak yang mengira Bali adalah sebuah negara tersendiri, padahal Bali adalah bagian dari Indonesia," tutupnya. (gys/rdn)